MOTIF PERCERAIAN PADA MASYARAKAT DESA WAWONDURU DAN DAMPAK TERHADAP PSIKOLOGI ANAK
DOI:
https://doi.org/10.61461/nlr.v2i3.114Kata Kunci:
Perceraian, Psikologi anak, motif perceraian, masyarakatAbstrak
Fenomena perceraian di masyarakat terus mengalami peningkatan, termasuk di wilayah pedesaan seperti Desa Wawonduru, Kabupaten Dompu. Perceraian tidak hanya berdampak pada pasangan suami istri, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis yang serius terhadap anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motif utama perceraian, menganalisis dampaknya terhadap psikologi anak, serta mengetahui pandangan masyarakat terhadap kasus perceraian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian hukum empiris. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap pasangan bercerai, anak-anak korban perceraian, serta masyarakat sekitar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif utama perceraian di Desa Wawonduru meliputi faktor ekonomi, perselisihan dalam rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), masalah moral seperti berjudi dan mabuk-mabukan, serta perselingkuhan. Anak-anak korban perceraian mengalami tekanan emosional seperti kecemasan, kesedihan, dan rasa kehilangan. Pandangan masyarakat cenderung terbagi antara yang menyayangkan perceraian dan yang menerima perceraian sebagai jalan keluar terbaik. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani kasus perceraian, khususnya dalam melindungi hak dan perkembangan psikologis anak-anak yang terdampak.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Syawaludin, Syarif Hidayatullah, Muh Yunan Putra

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.